Info Terbaru

RISMA DAPAT GELAR DOKTOR H.C DARI UNIVERSITAS TONGMYONG KOREA

Walikota Surabaya Tri Rismaharini telah resmi mendapat gelar Doktor H.C di bidang Arsitektur dari Universitas Tongmyong, Busan, Korea. Kira - kira apa sih alasan pemberian gelar ini? Alasannya, karena kontribusi Bu Risma dan perhatiannya terhadap pembangunan di kota Surabaya. Gak cuma itu, peran Bu Risma sebagai Presiden UCLG ASPAC yang turut mengajak kota lain untuk maju juga jadi alasan pemberian gelar ini. Dalam makalahnya, Bu Risma menyampaikan jika ruang terbuka publik menjadi salah satu hal yang jadi prioritas dalam pembangunan Kota Surabaya. "Batasan ruang terbuka publik perkotaan dalam disertasi saya yaitu taman umum dan taman di sepanjang tepi sungai.  Keduanya dilihat dari perspektif kebutuhan masyarakat dan nilai sosial budaya," kata Bu Risma. Surabaya menawarkan kesempatan kepada masyarakatnya untuk berinteraksi. Dari hal tersebut, Surabaya bisa mengembangkan banyak hal. Ini tantangan bagi pemerintah untuk menampung semua pendapat "Tiap masyarakat punya kesukaan yang berbeda dalam memanfaatkan ruang terbuka publik. Sedangkan semua orang punya hak yang sama," kata Bu Risma. Lalu apa yang harus dilakukan? Karena itu, pengembangan model taman kota sebagai ruang terbuka perkotaan yang berkelanjutan, perlu mempertimbangkan partisipasi masyarakat serta dampaknya. Contohnya, berdasar dokumen lawas tempo dulu, dalam pembangunan fisik, Surabaya dikenal selalu memiliki hubungan dengan aliran sungai. Saat itu, bangunan yang memiliki fungsi perumahan dan perdagangan berada di tepi sungai. Dalam 10 tahun terakhir, Surabaya punya serangkaian program pengembangan ruang terbuka hijau besar-besaran, secara konsisten dan berkelanjutan. Saat ini, Surabaya punya lebih dari 30% ruang hijau publik sesuai dengan undang-undang hasil sinergi dari semua pihak. Berbagai macam RTH yang sudah dimiliki Surabaya, mulai dari taman, hutan kota, kawasan konservasi, hingga lapangan olah raga. Semuanya tersebar di seluruh kota. Surabaya, kota yang komunal, keragaman budaya ada di sini. Momen CFD menjadi sarana masyarakatnya memanfaatkan taman dan ruang terbuka publik lainnya untuk bersosialisasi. Sejak tahun 2007, Surabaya membangun taman. Saat ini, jumlahnya mencapai 475 taman yang tersebar di seluruh kota. Dari 475 taman tersebut, ada 6 taman yang memiliki karakter khusus dalam penelitian. Contohnya, Taman Jayengrono atau Taman Sejarah. Dengan luas 5.231 m2, taman ini menyimpan sejarah heroik. Tewasnya Jenderal Mallaby dalam pertempuran 10 November berada di kawasan taman ini. Taman ini juga dikelilingi oleh banyak gedung bersejarah, mulai dari Kya - Kya, Jembatan Merah hingga bangunan terbaru JMP. Revitalisasi taman dilakukan di taman ini seeprti menambahkan lampu dan ornamen modern, meskipun tetap pertahankan nilai historisnya. Selain itu, ada Taman Bungkul yang berada di jantung Kota Surabaya. Salah satu destinasi wisata menikmati suasana hijau di tengah kota. Sedangkan di Taman Harmoni, merupakan satu-satunya taman yang dibangun di area bekas TPA dengan hutan bambu di bagian depannya. Ada pula Taman Pelangi yang dulunya sebuah pompa bensin. Kini menjadi taman umum bernilai fungsional dengan nilai estetika tinggi. Atau Taman Ekspresi yang terletak di Jalan Genteng Kali, di sepanjang sungai Kalimas. Sebagai sarana warga Surabaya berekspresi. Yang terakhir, Tugu Pahlawan. Sebagai simbol perjuangan rakyat Surabaya.  Konsep Taman menjadikan Monumen Tugu Pahlawan menjadi landmark kota yang kuat, karena Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan. Semua desain dan manajemen ruang publik perkotaan itu dilakukan bersama dengan program unggulan lainnya dalam manajemen lingkungan dan pengembangan manusia. Hasilnya, banyak penghargaan nasional dan internasional, mengakui Surabaya sebagai kota hijau yang berkelanjutan. Ini merupakan pencapaian semua warga kota Surabaya.

Aplikasi Mobile